Juli 25, 2008
Wedang Uwuh merupakan minuman khas Imogiri, Kecamatan Bantul, Provinsi DIY. Bahan bakunya rempah khas Indonesia, yaitu daun dan ranting cengkeh, daun pala, daun manis jangan, kayu secang, jahe, ditambah gula batu. Macam-macam rempah itu diseduh dengan air mendidih, kemudian diseruput sedikit demi sedikit.
“Khasiatnya tidak main-main. Batuk, capek, masuk angin, pegal, dan kembung berangsur hilang setelah minum Wedang Uwuh,” kata Sudaryadi (40 tahun) anak sulung Ny Wajirah (58 tahun) cikal bakal munculnya Wedang Uwuh di situ.
Ny Wajirah yang menjanda sejak tahun 2002 menceritakan ihwal munculnya sebutan “uwuh” untuk minuman segar ramuannya. Sejak umur 10 tahun perempuan ini sudah membantu bibi berjualan Wedang Cengkeh dan Wedang Jahe dengan gula batu. Lokasi berjualan di kompleks Makam Raja-raja Imogiri.
Setelah menikah tahun 1967 dia dan suami sempat mengadu peruntungan nasib di Jakarta. Sembilan tahun kemudian mereka pulang lagi ke Imogiri dan menggeluti kesibukan sehari-hari sebagai penjual minuman di tempat semula. Sekitar tahun 1989 dagangannya ditambah nasi pecel kembang turi.
Ketika terjadi gempa bumi 27 Mei 2006 silam, rumah tinggal Ny Wajirah rusak berat, hampir roboh, sehingga harus mengungsi di rumah darurat. “Tapi itu tidak lama. Dalam kondisi rumah masih rusak, saya kembali berjualan wedang dan pecel. Hidup kan tetap harus berjalan, tidak boleh berhenti,” kata perempuan yang sempat sekolah hingga kelas 3 SD ini dalam Bahasa Jawa.
Isi minumannya ditambah tidak hanya cengkeh atau jahe, tapi tujuh macam dicampur jadi satu. Awalnya orang meragukan kesegaran minuman tanpa nama tersebut, tetapi ketika mencoba malah ketagihan. Di antara para pelanggan di warung Ny Wajirah adalah wartawan yang sedang meliput situasi pasca gempa bumi.
“Dari para wartawan juga nama Wedang Uwuh saya terima. Awalnya mereka menyebut Wedang Sampah, wah saya keberatan karena terkesan jorok dan kotor. Uwuh itu memang sampah tapi berupa dedaunan,” jelasnya.
Tentang bahan baku, tidak sulit dipeorleh. Hampir setiap hari selalu ada orang menyetor ke warung ini.
Lokasi warungnya sangat strategis. Dari kantor Kecamatan Imogiri ke arah timur atau arah Makam Raja-raja melalu jalan aspal berkelok sekitar satu kilometer. Begitu melewati Mapolsek Imogiri, sekitar 200 meter kemudian terpampang dengan jelas spanduk bertuliskan Warung Bu Yani Spesial Wedang Uwuh di kanan jalan.
Mengapa Warung Bu Yani buka Bu Mujirah? “Yani itu anak saya ke dua. Nama dia lebih gampang diingat ketimbang nama saya,” tutur Ny Mujirah.
Harga per porsi (gelas) jika diminum di tempat Rp 1.500, tetapi jika paket siap seduh untuk dibawa pulang hanya Rp 1.000 per bungkus. Ditambah nasi pecel kembang turi Rp 5.000 per porsi, keinginan menikmati suasana damai pun bakal terwujud. Hal itu masih ditambah keramahan keluarga Ny Wajirah kepada setiap pengunjung.
Begitu diseduh dengan air panas, Wedang Uwuh menghadirkan warna air yang cokelat kemerahan. Tujuh macam unsur bergelut di dalam satu gelas, seakan ingin berlomba memperlihatkan diri. Agar bisa ditambah air panas sampai tiga kali, cara mengaduknya cukup pelan-pelan sehingga gula batu tidak mencair seluruhnya.
Waktu paling tepat menikmati minuman ini ketika cuaca dingin, misalnya malam atau pagi hari. Karena itulah warung Ny Mujirah buka sejak pukul 04.00 hingga 22.00. Asyik juga dinikmati setelah lelah olahraga di seputaran Makam Raja-raja.
Karena permintaan pelanggan, beberapa waktu itu mereka mulai membuat kemasan Wedang Uwuh dalam plastik sederhana seharga Rp 1.000 per bungkus. Satu kemasan cukup diseduh dengan air panas dalam satu gelas. Hanya saja disarankan, seluruh bahan – kecuali gula batu – dicuci lebih dulu sebelum diseduh.
Banyak pengunjung dari luar kota seperti Jakarta dan Semarang yang memborong Wedang Uwuh kemasan. Ada juga yang memesan secara khusus, baik sekadar untuk minuman di rumah atau suvenir acara-acara tertentu. Dalam sehari Ny Mujirah menghabiskan sekitar 300-400 porsi, baik diminum di tempat maupun kemasan.
“Soal keuntungan saya tidak bisa menghitung, yang pasti cukup untuk hidup saya dan anak-anak, bahkan sedikit demi sedikit bisa menabung,” ungkap Ny Mujirah yang di warungnya juga tersedia aneka makanan tradisional.
Kini di sekitar Ny Mujirah ada sekitar 20 penjual Wedang Uwuh. Mereka sama-sama mengadu keberuntungan dengan minuman dedaunan berkhasiat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar