Selasa, 05 November 2013

Kerajaan Mataram Islam



Kerajaan  Mataram  Islam

  1. SEJARAH SINGKAT
Daerah mataram termasuk daerah Pantang yang dikuasai oleh kyaI Gede Pamanahan dengan putranya sutawijaya. Sutawijaya terus membangun wilayah Mataram, dan setelah Panjang runtuh, sutawijaya menjadi raja pertama di kerajaan Mataram Islam dengan gelar senopati dan ibukotanya di Kota Gede. Kerajaan mataram terus berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Agung, pada masa itu sultan agung menyerang  ke Batavia dengan tujuan mengusir belanda namun gagal.
B .    LETAK KERAJAAN
Kerajaan Mataram Islam bermula di suatu sudut kota Yogyakarta yang kini bernama Kotagede, kerajaan ini awalnya adalah suatu kadipaten dibawah kekuasaan Pajang . 

Wilayah kerajaan Mataram Islam meliputi daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.


  1. KEHIDUPAN POLITIK
1.    Sutawijaya (1586-1601)
Raja Mataram pertama, bergelar Panembahan Senopati. terjadi banyak pemberontakan karena  tidak mau mengakuinya sebagai raja, namun dapat teratasi. kerajaan Mataram memperluas daerahnya  meliputi pesisir-pesisir pantai, Surabaya, Madiun, Ponorogo, Pasuruan, dan Kediri mulai membangun kerajaannya dan memindahkan senopati pusat pemerintahan ke Kotagede.



2.    Mas Jolang (1601-1613)
Bergelar Sultan Anyokrowati , berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan tujuan ekonomi dan politik.
meninggal di desa krapyak pada tahun 1613 saat berusaha menundukkan Surabaya . Oleh karena itu, Mas Jolang atau Sultan Anyokro wati, juga dikenal dengan Pangeran Seda Krapyak

3.    Raden Mas Rangsang (1613-1645)
bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo
anti dengan VOC, dan menentang kekuasaannya di Jawa ,khususnya Mataram. Pernah mengadakan penyerangan ke VOC pada 1628 dan 1629, namun gagal Mataram mencapai kejayaan

4.    Sunan Amangkurat  (1645-1677)
memindahkan lokasi keraton ke Pleret (1647), tidak jauh dari Kerta tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan").
kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan yang disebabkan bersekutu dengan VOC
terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan VOC
Wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki Sunan Tegalarum.

5.    Sunan Amangkurat II  (1677)
Wilayah kekuasaan makin sempit. sangat patuh pada VOC
kraton dipindahkan lagi ke Kartasura (1680), karena kraton yang lama dianggap telah tercemar.VOC melakukan politik adu domba untuk memperkuat kekuasaan menurunkan Dinasti Paku Buwana di Solo dan Hamengku Buwana di Yogyakarta (Setelah berakhirnya Perang Giyanti (1755)
tahun 1757 dan 1813, terpecah lagi menjadi Mangkunegara dan Pakualaman


  1. KEHIDUPAN EKONOMI
Menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut.

  1. KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lamaRaja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan.Disusun masyarakat yang bersifat feodal atas dasar kehidupan agraris. Para pejabat mendapat imbalan berupa tanah garapan atau pajak tanah.

  1. KEHIDUPAN BUDAYA
Kebudayaan yang berkembang berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen. Misal upacara Grebeg.memunculkan karya sastra yang terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending (perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam)Adanya penanggalan tahun Jawa yang didasarkan peredaran bulan.Sultan Agung mengarang Kitab Sastra Gending ( Kitab Filsafat, Kitab Niti Sruti, Niti Sastra, dan Astabrata )





  1. TERPECAHNYA MATARAM
Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-1749). VOC tidak suka Amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak dan menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon. Kekacauan politik dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta (Pangeran Mangkubumi bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I ) dan Kasunanan Surakarta (Sri Susuhunan Paku Buwono III)  tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti Tahun 1757 &  1813 terpecah lagi, yaitu Mangkunegara & Pakualaman

  1. KEMUNDURAN
 Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar